Friday, December 11, 2015

Anak Mami


       Sebelum lo baca lebih lanjut tulisan ini, lo boleh aja menjudge apapun soal judul diatas. Ya. I do prefer being called as “anak mama” than “anak kostan”. Kalau ada yang nanya kenapa gue pergi pulang dibanding ngekost. Jawabannya adalah belajar. Yup! Belajar bersosialisasi, belajar membaca situasi disekitar kita, belajar menghargai waktu. Dan maaasih banyak lagi pelajaran-pelajaran yang gue dapatkan selama menjadi anak pergi pulang. Rute pergi pulang gue memang lebih jauh, waktu perjalanan pergi pulang gue juga relative lebih lama, dan orang-orang yang gue temui setiap harinnya juga lebih beragam.
     Whatever you named it, yang terpenting adalah gue tetap bersyukur. Gue bersyukur gak kena macet, gue bersyukur jarang kesiangan, dan gue bersyukur ga kehujanan, karena nyatanya gue masih diberikan kaki yang masih cukup kuat untuk berlaki-lari kecil untuk mengejar krl. Dan hati yang cukup luas untuk bersabar.
Tujuan gue untuk pulang ya rumah. Rumah yang lebih cocok gue artikan sebagai keluarga. Mama, Bapak, Mas, Adik. Mengingat mereka membuat gue seketika berhenti mengeluh bahkan saat berdesakan di krl.
     Gue rela untuk pergi pulang Bekasi-Depok dengan durasi ±2 jam hanya untuk melihat mereka dirumah. Ngeliat mereka lengkap. Makan di satu meja yang sama, ndusel-ndusel di satu selimut yang sama, dan bercanda masih di satu ruangan yang sama. Kebahagiaan gue sesederhana melihat mereka lengkap, saling melengkapi, dan sama-sama melengkapi. Sesederhana itu.
Terkadang, mensyukuri hal-hal kecil bisa mendatangkan kebahagiaan yang besar.


Krl Manggarai-Bekasi. 11 Desember 2015

No comments:

Post a Comment