Pernah merasa waktu berjalan
terlalu cepat? Pernah merasa rutinitas hidup mu selalu sama setiap harinya?
Mungkin bukan waktu yang berjalan terlalu cepat, tapi kamu. Kamu yang terlalu
sibuk mengejar sesuatu dan menuduh waktu lah yang menyebabkan semua rutinitas
mu monotone. Waktu hanya membuntuti mu, kamulah yang mengontrol cepat lambatnya
waktu itu berjalan. Terkadang hidup itu lucu memang, kita seperti dituntut oleh
jaman untuk menjadi ini, menjadi itu dengan tujuan membuktikan diri,
menyenangkan diri, tetapi yang sebenernya adalah hanya untuk menyenangkan orang
lain. Tidak jarang kita memamerkan sesuatu dengan bangganya melalui sosial
media, dimana kita sekarang, menjadi siapa kita sekarang.
Ternyata setelah mendapat banyak
gambar hati di setiap postingan yang kamu buat, hati mu kosong. Dan bertanya
pada diri sendiri, sebenarnya untuk apa aku begini? Kebahagian sebatas simbol
love yang orang-orang disosial mediamu pencet. Untuk apa? Kapan kamu
membahagiakan diri sendiri dengan cara yang lebih sederhana?
Perlambat langkah kakimu, nikmati
setiap perjalanan, setiap proses yang kamu jalani sekarang. Yang kamu butuhkan
hanya menghaluskan egomu agar tidak terlalu terburu-buru. Memperlambat bukan
berarti menghentikan langkah kakimu, hanya mengurangi kecepatan ego mu. Karena
hasil yang lebih manis dapat terasa apabila kita lebih menikmati prosesnya.
Coba sesekali lihat disekelilingmu, yang biasanya kamu abaikan, yang biasanya
kamu biarkan lewat begitu saja. Mungkin saja disana terselip
kesempatan-kesempatan yang bahkan belum tentu kamu dapatkan dua kali.
Aku memperlambat langkah kakiku,
dan ternyata aku mendapati seseorang wanita yang selama ini selalu
memperhatikanku dan berkata, “Nduk, istirahat sesekali kalau capek ya. Jangan
didepan laptop terus, sakit ntar mata mu.” Ya, wanita itu yg ku panggil Mama.
Dari kalimat sederhana yang dilontarkan ketika aku harus menyelesaikan beberapa
laporan mata kuliah yang tidak ada habis-habisnya. Yang selama ini ternyata
memperhatikan ku dan ku anggap angin lalu saja perkataannya. Namun sekarang,
mendengar beliau berkata begitu, rasanya aku ingin mengutuki diriku saja.
Mengejar sesuatu dan lupa melihat sekeliling kita. Bahwa ada yang membutuhkan
perhatian kita.


No comments:
Post a Comment