Masih Banyak.

Dijaman yang sibuk ini, terkadang indra pengelihatan kita dipaksa fokus kepada satu tujuan. Uang. Sehingga pemandangan pagi-pagi bukan lagi embun atau kicauan burung yang merdu untuk didengar. Melainkan kesibukan lalu-lalang orang pergi kearah tujuannya masing-masing. Semua nya sibuk. Tetapi kenyataannya adalah kita tidak sendiri. Manusia itu seperti atom yang terperangkap didalam ruangan yang dipanaskan. Bergerak cepat tetapi tidak pernah keluar dari kotaknya. Saling bertabrakan satu sama lain, tanpa memperdulikan atom-atom yang lain. 

Mungkin gambaran ini lebih sering terlihat di kota sesibuk Jakarta dan kota-kota Sub-urban lainnya seperti Bekasi, Bogor, Depok, dan Tangerang. 

Kita semua adalah atom. 

Tetapi sadar atau tidak. Disekeliling kita masih ada orang yang membutuhkan uluran demi uluran yang sebenarnya membuat kita benar-benar bisa disebut sebagai manusia.

Pagi ini, seperti biasa aku menaiki KRL untuk menuju ke kampus ku. Manggarai tidak pernah seramai pagi ini, mungkin memang ada gangguan. Tiba-tiba pandangan ku tertuju pada seorang Bapak-bapak tua yang buta dan seorang Ibu-ibu yang menuntun jalannya. Cukup jauh dari posisi ku tetapi terlihat jelas bahwa mereka sedang kebingungan. Mereka mengarah ke peron 6 dimana tujuan KRL adalah ke Bogor atau Depok. Mereka terus berjalan seperti mencari tempat duduk. Tiba-tiba ada seorang bapak-bapak paruh baya menghampiri mereka dan menawarkan kursinya. Saat KRL datang ada orang lain, sepertinya mbak-mbak muda berusaha membantu mereka berdua untuk memasuki gerbong KRL dengan hati-hati. 

Dari situ aku melihat ternyata ditengah kesibukan kita, ditengah-tengah hiruh-pikuknya kegiatan kita masing-masing ternyata masih banyak orang baik yang berusaha untuk meluangan waktunya hanya untuk membantu orang lain. Kita memang seperti atom yang saling bertabrakan dan sibuk bergerak. Tetapi ada atom-atom lain yang berusaha untuk memperlambat langkahnya dan menggandeng alom lainnya. 

Semoga kita semua adalah atom yang itu.