Thursday, October 23, 2014

Jeritan Bumi

Hi, aku Bumi. Planet paling indah segalaksi Bima Sakti. Warnaku hijau kebiru-biruan. Dengan segala macam keragaman sumber daya yang aku miliki, aku bisa menghidupi manusia-manusia yang menumpang pada badanku. Aku sangat kaya. Sangat sangat kaya. Sampai-sampai manusia-manusia itu berperut gendut karena terlalu kenyang menikmati hasil dari aku. Banyak pohon hijau, penghasil oksigen untuk mereka. Banyak air, untuk menghidupi mereka. Banyak minyak, batubara, mineral, tanah, udara bersih, tempat tinggal yang layak, dan masih banyak lagi kenikmatan-kenikmatan yang di peroleh manusia yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Aku punya banyak teman bernama hewan dan tumbuhan. Mereka lucu-lucu lho bentuknya. Mereka juga menumpang di badanku. Mereka saling menjaga satu sama lain, saling berkelompok, mencari makanan, mengambil air melalui akar-akar mereka, dan masih banyak lagi kegiatan mereka yang bisa dilakukan di badan ku.



Tapi tak tahukah kau, kawan? Belakangan ini aku di merasa sudah di zholimi, badanku sakit-sakit semua. Manusia-manusia yang menumpang di badanku ada yang melubangi ku seenaknya hanya untuk mencari emas, tambang, perak dan hasil-hasil didalam badanku. 


Mereka rupanya tega menebang dan memburu kawan-kawan kecil ku.


Tak hanya itu, badanku jadi semakin bau dan tidak terawat, karena mereka sesukanya membuang sampah sembarangan dan membuat air-air bersih menjadi keruh.



 Banyak sekali di beberapa bagian tubuhku terasa sangat jelek dipandang. Terlalu berantakan. Banyak bangunan-bangunan yang berlomba-lomba untuk menggapai langit-Nya. Seolah-olah menyombongkan diri, “hei! Aku yang tertinggi disini.” Sedangkan aku bisa saja membuat getaran kecil, yang mereka sering sebut dengan gempa, dan meruntuhkan bangunan sombong itu. Tapi aku kasihan, nanti akan banyak manusia-manusia yang tidak berhasil menyelamatkan diri. Sebenarnya aku sangat aktif, didalam tubuhku terdapat lempeng yang terus bergerak, mereka tidak bisa diam. Karena tugasnya adalah untuk membentuk rupa ku di permukaan biosfer. Jadi manusia mengenal dataran tinggi dan dataran rendah. Tapi juga aku ikut sedih kawan, ketika suatu saat lempeng itu terlalu aktif bergerak didalam laut sehingga menimbulkan cipratan air yang menimbulkan manusia-manusia di bumi tenggelam. Namanya Tsunami. Dampaknya sangatlah besar. Bisa meratakan hampir seluruh kota. Oh iya! Aku hampir lupa, banyak dari manusia-manusia itu justru menganggapku merubah iklimnya L aku sedih, kawan. Aku tidak pernah berbuat apa-apa, aku pun di ciptakan oleh Tuhan untuk memayungi mereka, memberikan mereka tempat tinggal yang nyaman, sesuai kehidupan adaptasinya. Tapi kenapa ini balasannya? Ingin sekali aku marah, dan memuntahkan semua isi didalam perut ku. Tapi sungguh, aku tak tega melihat mereka tersiksa. Kawan, coba bantu aku merawat tubuh ini ya. Aku sudah cukup rusak parah, jangan di tambah lagi. Dengan hal kecil yang kamu lakukan seperti membuang sampah ditempatnya, membersihkan saluran air, tidak menggunduli ku, atau mengebor seenaknya, aku sudah cukup senang. Ikat kan kawan? Tentang salah satu ayat di kitab suci Al-Qur’an menyebutkan bahwa, siapapun makhluk hidup yang tinggal di badanku harus ikut menjaganya. Aku akan terus menaungi kalian wahai para manusia, apabila kalian masih mau menjaga tubuhku. Jangan menambah rusak tubuh ini. Apabila kalian tidak ingin kehilangan tempat tinggal kalian. Karena Bumi, tidak perah berubah, kecuali manusianya lah yang sengaja merubahnya.




source pict :
http://www.trijayafmplg.net/wp-content/uploads/2010/03/illegal-logger101.jpg

http://icdn.antaranews.com/new/2012/10/ori/20121031037.jpg

http://www.homevselectronics.com/wp-content/uploads/2013/04/Save-The-Earth.jpg

No comments:

Post a Comment