Hi, aku Bumi. Planet paling indah segalaksi Bima Sakti.
Warnaku hijau kebiru-biruan. Dengan segala macam keragaman sumber daya yang aku
miliki, aku bisa menghidupi manusia-manusia yang menumpang pada badanku. Aku sangat
kaya. Sangat sangat kaya. Sampai-sampai manusia-manusia itu berperut gendut
karena terlalu kenyang menikmati hasil dari aku. Banyak pohon hijau, penghasil
oksigen untuk mereka. Banyak air, untuk menghidupi mereka. Banyak minyak,
batubara, mineral, tanah, udara bersih, tempat tinggal yang layak, dan masih
banyak lagi kenikmatan-kenikmatan yang di peroleh manusia yang tidak bisa
disebutkan satu persatu. Aku punya banyak teman bernama hewan dan tumbuhan. Mereka
lucu-lucu lho bentuknya. Mereka juga menumpang di badanku. Mereka saling
menjaga satu sama lain, saling berkelompok, mencari makanan, mengambil air
melalui akar-akar mereka, dan masih banyak lagi kegiatan mereka yang bisa
dilakukan di badan ku.
Tapi tak tahukah kau, kawan? Belakangan ini aku di merasa
sudah di zholimi, badanku sakit-sakit semua. Manusia-manusia yang menumpang di
badanku ada yang melubangi ku seenaknya hanya untuk mencari emas, tambang,
perak dan hasil-hasil didalam badanku.
Mereka rupanya tega menebang dan memburu
kawan-kawan kecil ku.
Tak hanya itu, badanku jadi semakin bau dan tidak terawat,
karena mereka sesukanya membuang sampah sembarangan dan membuat air-air bersih
menjadi keruh.
Banyak sekali di beberapa bagian tubuhku terasa sangat jelek
dipandang. Terlalu berantakan. Banyak bangunan-bangunan yang berlomba-lomba
untuk menggapai langit-Nya. Seolah-olah menyombongkan diri, “hei! Aku yang
tertinggi disini.” Sedangkan aku bisa saja membuat getaran kecil, yang mereka
sering sebut dengan gempa, dan meruntuhkan bangunan sombong itu. Tapi aku
kasihan, nanti akan banyak manusia-manusia yang tidak berhasil menyelamatkan
diri. Sebenarnya aku sangat aktif, didalam tubuhku terdapat lempeng yang terus
bergerak, mereka tidak bisa diam. Karena tugasnya adalah untuk membentuk rupa
ku di permukaan biosfer. Jadi manusia mengenal dataran tinggi dan dataran
rendah. Tapi juga aku ikut sedih kawan, ketika suatu saat lempeng itu terlalu
aktif bergerak didalam laut sehingga menimbulkan cipratan air yang menimbulkan
manusia-manusia di bumi tenggelam. Namanya Tsunami. Dampaknya sangatlah besar. Bisa
meratakan hampir seluruh kota. Oh iya! Aku hampir lupa, banyak dari
manusia-manusia itu justru menganggapku merubah iklimnya L aku sedih, kawan. Aku tidak
pernah berbuat apa-apa, aku pun di ciptakan oleh Tuhan untuk memayungi mereka,
memberikan mereka tempat tinggal yang nyaman, sesuai kehidupan adaptasinya. Tapi
kenapa ini balasannya? Ingin sekali aku marah, dan memuntahkan semua isi didalam
perut ku. Tapi sungguh, aku tak tega melihat mereka tersiksa. Kawan, coba bantu
aku merawat tubuh ini ya. Aku sudah cukup rusak parah, jangan di tambah lagi. Dengan
hal kecil yang kamu lakukan seperti membuang sampah ditempatnya, membersihkan
saluran air, tidak menggunduli ku, atau mengebor seenaknya, aku sudah cukup
senang. Ikat kan kawan? Tentang salah satu ayat di kitab suci Al-Qur’an
menyebutkan bahwa, siapapun makhluk hidup yang tinggal di badanku harus ikut
menjaganya. Aku akan terus menaungi kalian wahai para manusia, apabila kalian
masih mau menjaga tubuhku. Jangan menambah rusak tubuh ini. Apabila kalian
tidak ingin kehilangan tempat tinggal kalian. Karena Bumi, tidak perah berubah,
kecuali manusianya lah yang sengaja merubahnya.
source pict :
http://www.trijayafmplg.net/wp-content/uploads/2010/03/illegal-logger101.jpg
http://icdn.antaranews.com/new/2012/10/ori/20121031037.jpg
http://www.homevselectronics.com/wp-content/uploads/2013/04/Save-The-Earth.jpg




No comments:
Post a Comment