Friday, July 14, 2017

Self Appreciation Post.



Tulisan ini saya persembahkan untuk diri saya sendiri yang telah berhasil melewati fase tersulit dalam hidup saya. Terdengar terlalu tacky ya? Ah, ini kan hidup saya. Kamu gatau gimana rasanya jadi saya. We have we're own battle. Jadi baca aja.

Dari postingan sebelum ini, saya menceritakan bagaimana saya "pulih" dari penyakit pikiran yang membuat saya sempat mengalami mental breakdown. Dari mulai merasa apatis terhadap dunia luar, sampai-sampai untuk masuk ke gedung kampus saya saja, saya sering deg-degan (separah itu, Guys!) Entah, apa yang membuat saya selalu merasa was-was ketika masuk kedalam gedung kampus saya, rasanya seperti ada predator yang ngumpet siap untuk mangsa saya kapanpun. Rasanya ngga enak berbulan-bulan kayak digentayangin sesuatu. Digentayangin revisi, digentayangin muka-muka penguji dan ketua sidang (even, digentayangin muka dospem sendiri -_-). Banyak alasan kenapa saya merasa se was-was itu, terlebih itu semua adalah imajinasi saya sendiri. Imajinasi yang saya buat-buat sendiri untuk mengkerdilkan rasa berani saya. Untuk memojokan rasa percaya diri saya. Saya sempat kalah sama diri sendiri, dan memutuskan untuk tidak ke kampus selama seminggu lebih. Pathetic, isn't it?

But at least, I survived. Saya udah dititik ini sekarang.

Saya ngga tau apakah teman-teman seperjuangan skripsi lain juga mengalami hal yang sama, setidaknya semua itu udah terlampaui kan? Saya belajar banyaaak banget dari proses itu semua. Ternyata ngga ada apa-apa nya duduk di ruang kelas kurang lebih 3,5 tahun kalau mental saya masih aja begini. Yang saya isi cuman otak, mental enggak. Tapi itu balik ke pribadi masing-masing sih ya gimana menghadapi masalahnya sendiri. Ya kalau ngga begini, saya juga ngga akan pernah belajar. Ya kan?

Tapi dari itu semua, saya cuman mau cerita kalau Allah itu sungguhlah Maha Pemberi Nikmat paling baik. Setelah saya dijadwalkan sidang skripsi hari Senin tanggal 12 Juni, dan (un)officially bergelar S.Si. 3 hari setelahnya saya bertambah usia satu tahun lebih tua, iya 15 juni nya saya merasa sedikit lebih berbeda dengan 15 juni 15 juni tahun yang lalu, kenapa? karena saya sudah merasa cukup. Tahun ini di bulan baik (yang bertepatan dengan bulan Ramadhan) di bulan ulang tahun saya, saya nggak mikir minta apapun. Ada temen-temen saya yang inget saya ulang tahun aja udah seneng banget, itu tandanya mereka peduli dan ingat saya, dan pacar saya yang ikut senang saya lulus. Apalagi 3 hari sebelumnya saya udah ngasih kado terbaik buat kedua orang tua saya, yaitu gelar S.Si. Emang sih ngga ada apa-apa nya belum menghasilkan apa-apa juga. Tapi setidaknya saya membuktikan bahwa saya bisa menyelesaikan apa yang saya pilih. Maaf ya dipostingan ini saya emang mau geer, judulnya aja Self Appreciation Post, gapapa lah ya sekali-kali membanggakan diri sendiri hahaha. Ternyata kabar baik nggak sampe situ aja, satu hari setelahnya, 16 juni adik saya yang pertama (setelah was-was takut nggak dapet PTN yang nggak dipengen) akhirnya, tanggal itu jadi kado kedua untuk kedua orang tua saya. Adik saya lolos tes SIMAK UI dan masuk di jurusan yang diinginkan. Alhamdulillah...Alhamdulillah.. Alhamdulillah... Nggak ada lagi kata syukur paling indah melebihi kata Alhamdulillah..



Sejak saat itu, saya percaya setiap ada kesulitan Allah selalu kasih kejutan kebahagiaan berkali-kali lipat setelahnya.


Love,
Anggi.
(Perempuan yang sedang dirundung perasaan senang berjuta-juta kali.)

No comments:

Post a Comment